[Verse]What would I do without your smart mouthDrawing me in, and you kicking me outGot my head spinning, no kidding, I can’t pin you downWhat’s going on in that beautiful mindI’m on your magical mystery rideAnd I’m so dizzy, don’t know what hit me, but I’ll be alright
[Bridge]My head’s under waterBut I’m breathing fineYou’re crazy and I’m out of my mind
[Chorus]‘Cause all of meLoves all of youLove your curves and all your edgesAll your perfect imperfectionsGive your all to meI’ll give my all to youYou’re my end and my beginningEven when I lose I’m winning‘Cause I give you all, all of meAnd you give me all, all of you
[Verse]How many times do I have to tell youEven when you’re crying you’re beautiful tooThe world is beating you down, I’m around through every moveYou’re my downfall, you’re my museMy worst distraction, my rhythm and bluesI can’t stop singing, it’s ringing, I my head for you
[Bridge]My head’s under waterBut I’m breathing fineYou’re crazy and I’m out of my mind
[Chorus]‘Cause all of meLoves all of youLove your curves and all your edgesAll your perfect imperfectionsGive your all to meI’ll give my all to youYou’re my end and my beginningEven when I lose I’m winning‘Cause I give you all of meAnd you give me all, all of you
Cards on the table, we’re both showing heartsRisking it all, though it’s hard
[Chorus]‘Cause all of meLoves all of youLove your curves and all your edgesAll your perfect imperfectionsGive your all to meI’ll give my all to youYou’re my end and my beginningEven when I lose I’m winning‘Cause I give you all of meAnd you give me all of you
I give you all, all of meAnd you give me all, all of you
[Bridge]My head’s under waterBut I’m breathing fineYou’re crazy and I’m out of my mind
[Chorus]‘Cause all of meLoves all of youLove your curves and all your edgesAll your perfect imperfectionsGive your all to meI’ll give my all to youYou’re my end and my beginningEven when I lose I’m winning‘Cause I give you all, all of meAnd you give me all, all of you
[Verse]How many times do I have to tell youEven when you’re crying you’re beautiful tooThe world is beating you down, I’m around through every moveYou’re my downfall, you’re my museMy worst distraction, my rhythm and bluesI can’t stop singing, it’s ringing, I my head for you
[Bridge]My head’s under waterBut I’m breathing fineYou’re crazy and I’m out of my mind
[Chorus]‘Cause all of meLoves all of youLove your curves and all your edgesAll your perfect imperfectionsGive your all to meI’ll give my all to youYou’re my end and my beginningEven when I lose I’m winning‘Cause I give you all of meAnd you give me all, all of you
Cards on the table, we’re both showing heartsRisking it all, though it’s hard
[Chorus]‘Cause all of meLoves all of youLove your curves and all your edgesAll your perfect imperfectionsGive your all to meI’ll give my all to youYou’re my end and my beginningEven when I lose I’m winning‘Cause I give you all of meAnd you give me all of you
I give you all, all of meAnd you give me all, all of you







Suatu pagi, Urashima Taro pergi untuk mengambil tangkapan di jaringnya, seperti yang ditebarkannya kemarin malam. Di salah satu jaringnya, diantara ikan yang tertangkap, dia menemukan seekor penyu kecil yang ikut terjerat. Penyu itu di ambilnya dan diletakkannya di dalam perahu sendiri, disimpannya di tempat yang aman, hingga dia dapat membawanya pulang ke rumah. Tetapi dengan kagum, Urashima mendengarkan penyu itu memohon dengan suara yang sangat lirih. "Apa gunanya saya bagi kamu?" tanya penyu itu. "Saya terlalu kecil untuk dimakan, dan terlalu muda hingga butuh waktu yang lama hingga saya menjadi besar. Kasihanilah saya dan kembalikan saya ke laut, karena saya tidak ingin mati." Urashima Taro yang baik hati menaruh belas kasihan paa penyu kecil yang memohon sehingga dia melepaskan kembali penyu kecil itu ke laut.
Penyu itu kemudian menyampaikan kedatangan Urashima Taro ke sang Putri, dan tidak lama kemudian dia kembali, membawa Urashima ke hadapan sang Putri. Putri dewi laut itu sangat cantik sehingga ketika sang Putri meminta agar Urashima mau tinggal di tempat itu, Urashima langsung menyetujuinya dengan gembira.
Dia kembali ke desa itu dengan ketakutan, dan tak ada satu orangpun yang mengenali dia sebagai anak muda yang kuat beberapa jam yang lalu. Dengan kelelahan, dia akhirnya mencapai tepi pantai, dimana dia duduk di atas sebuah batu dan memanggil penyu laut yang membawanya ke istana laut. Tetapi panggilannya sia-sia belaka, penyu itu tidak pernah muncul, dan akhirnya suaranya hilang di telan kematian.
Suatu hari petani tersebut akan pergi ke desa sebelah selama beberapa hari dan untuk itu dia memerintahkan anaknya untuk menaruh semangkuk susu di depan sarang ular di ladang. Sang anak melakukan perintah ayahnya, membawa semangkuk susu, menaruhnya di depan sarang ular, lalu pulang ke rumah. Keesokan paginya saat dia membawa semangkuk susu lagi, dia menemukan mata uang emas di mangkuk yang lama, dan sang Anak berpikir: "Sarang ular ini mungkin penuh dengan mata uang emas; Jika saya membunuh ularnya, saya dapat mengambil semuanya sekaligus untuk saya." Keesokan hari, saat dia menaruh semangkuk susu di depan sarang ular, dia menunggu ular tersebut keluar, dan saat sang Ular keluar dari sarang, sang Anak memukul kepala ular tersebut dengan pentungan. Tetapi ular itu masih beruntung bisa lolos dari kematian dan dalam keadaan marah, mematuk sang Anak dengan giginya yang tajam dan berbisa sehingga sang Anak langsung meninggal. Orang-orang sekampung yang menemukan sang Anak yang telah meninggal mengubur anak tersebut dan memanggil sang Petani pulang.
Rasanya terasa tidak enak, tetapi saat itu juga dia bisa mendengarkan bisikan-bisikan merdu dari jauh. Dia lalu menuju ke jendela dan mendengarkannya, dan menyadari bahwa bisikan tersebut datang dari  burung kakatua di luar. Burung kakatua tersebut saling bercakap-cakap tentang hal-hal yang terjadi dan yang mereka lihat atau dengarkan di hutan. Ternyata dengan memakan daging ular putih, memberikan mujizat kepada sang Pemuda untuk mengerti bahasa binatang.
Tuk Kecil yang sangat sayang terhadap adiknya, mendudukkan saudara perempuannya di pangkuannya, menyanyikan semua lagu yang dia tahu untuk menghibur adiknya, sambil sekali-kali melirik ke buku pelajaran geografi yang diletakkan di sampingnya, karena besok pagi dia diharuskan menghapal nama semua kota di Seeland dan bisa menceritakan kisah tentang kota-kota tersebut di depan kelas.
Sekarang, Tuk Kecil tidak lagi berbaring di tempat tidur. Dalam sekejap dia telah berada di atas punggung seekor kuda, dan dia menunggangi kuda tersebut, berpacu dan berpacu kencang! Seorang kesatria yang memakai helm besi yang gagah, seorang kesatria yang sepertinya berasal dari zaman dulu, memeluk Tuk Kecil dengan erat di atas kuda itu, dan mereka berkuda bersama-sama melalui hutan di kota kuno Vordingborg, yang pada zaman dahulu kala, pernah menjadi kota yang sangat besar dan ramai, di mana di kota tersebut, menara-menara tinggi istana raja menjulang tinggi naik menghadap langit, dan lampu yang terang terlihat berkilauan melalui jendela.